Rabu, Desember 16, 2015

Data Dan Metode Pengolahan Data



Pengumpulan merupakan langkah yang amat penting dalam evaluasi programa penyuluhan, karena pada umumnya data yang dikumpulkan digunakan untuk menguji hipotesa yang telah dirumuskan. Data yang dikumpulkan harus cukup valid untuk digunakan. Validitas dari data dapat ditingkatkan jika alat pengukur serta kualitas dari pengambil datanya sendiri cukup valid.

        Pengumpulan data adalah prosedur yang sitematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Selalu ada hubungan antara metode pengumpulan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Masalah memberi arah dan mempengaruhi metode pengumpulan data. Banyak evaluasi yang tidak berjalan lancar karena metode untuk memperoleh data tidak memungkinkan, ataupun metode yang ada tidak dapat menghasilkan data yang diinginkan.
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari setingnya, data dapat dikumpulkan pada seting alamiah, pada laboratorium eksperimen, dirumah dengan berbagai responden, pada suatu seminar, dan lainnya. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Bila dilihat dari segi teknik atau cara pengumpulan data, maka dapat dilakukan dengan interview (wawancara), questionare (angket), observation (pengamatan) dan gabungan ketiganya.
A.  Pengertian Data
Data ialah suatu bahan mentah yang jika diolah dengan baik melalui berbagai analisis dapat melahirkan berbagai informasi. Koentjaraningrat yang dikutip oleh Zulganef mengungkapkan data sebagai catatan-catatan fakta-fakta yang didapatkan dari hasil wawancara, pengamatan catatan mengenai perhitungan-perhitungan jumlah dan frekuensi kegiatan-kegiatan, catatan mengenai pengukuran-pengukuran bidang, volume dan intensitas benda dan aktivitas kebudayaan, catatan-catatan kutipan dari bahan dokumen dan surat kabar (Zulganef, 2008). Data juga dapat berupa respons-respon diatas lembaran kuesioner dari warga masyarakat yang diteliti, ucapan dari responden dan informan, atau bunyi suara yang terekam diatas pita-pita tape, dan data yang berwujud koleksi foto dan film.
Secara statistik data digambarkan sebagai keterangan, ilustrasi mengenai suatu hal yang dapat berbentuk kategori, misalkan: rusak, baik, senang, puas, berhasil, gagal dan sebagainya atau berbentuk bilangan seperti 1, 2, 3, 4 dan seterusnya (Sujana, 1982).
Oleh karena itu pengumpulan data merupakan bagian dalam proses penelitian yang penting karena dengan mendapatkan data yang tepat, maka proses penelitian akan berlangsung sampai peneliti mendapatkan jawaban dari perumusan masalah yang ditetapkan. Data yang dicari harus sesuai dengan tujuan penelitian. Tidak beda dengan evaluasi programa penyuluhan. Data yang dicari harus sesuai dengan tujuan diadakannya evaluasi programa penyuluhan.
B.  Jenis Data
Mengacu kepada beberapa definisi data, maka data dapat dikategorikan ke dalam beberapa jenis data berikut:
1.      Data Kuantitiatif, yakni data yang berbentuk bilangan
2.      Data kualitatif, yakni data yang dikategorikan menurut objek yang dipelajari seperti: berhasil, gagal, puas, senang, dan sedih.
3.      Data primer, yakni data yang diperoleh dari sumber pertama (responden) dan dapat berupa data kuantitatif maupun data kualitatif.
4.      Data sekunder, yakni data yang tersedia seperti di perpustakan, biro statistik, kantor pemerintahan dan lainnya.
C.  Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data tidak lain dari suatu proses pengadaan data primer untuk keperluan tertentu. Cara pengumpulan data dapat dikerjakan berdasarkan pengalaman, oleh karena itu dalam penelitian secara umum metode atau teknik pengumpulan data dapat dibagi atas beberapa kelompok, yaitu:
1.    Wawancara atau interview
Wawancara  digunakan  sebagai  teknik  pengumpulan  data  apabila peneliti  ingin  melakukan  studi  pendahuluan  untuk  menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal  dari  responden  yang  lebih  mendalam  dan  jumlah  respondennya kecil/sedikit.  Nazir  mengatakan  wawancara  adalah  proses  memperoleh keterangan  untuk  tujuan  penelitian  dengan  cara  tanya  jawab  sambil bertatap  muka  antara  penanya  dengan  penjawab  dengan  menggunakan alat yang dinamakan interview guide (Nazir, 1999).
Wawancara  merupakan  proses  interaksi  antara  pewawancara dengan  responden.  Harus  dipahami  bahwa  tidak  semua  responden  mau bekerja sama dalam memberikan informasi, sehingga pewawancara harus benar-benar  memahami  objek  yang  dihadapinya.  Dengan  demikian keberhasilan suatu wawancara bergantung sekali dari proses interaksi yang terjadi. Suatu elemen yang paling penting dari proses interaksi yang terjadi adalah wawasan dan pengertian (insight).
Umumnya  pewawancara  memegang  peranan  yang  amat  penting dalam  memulai  wawancara.  Pewawancara  harus  dapat  menggali keterangan-keterangan  dari  responden,  dan  harus  dapat  merasa  serta dapat membawa responden untuk memberikan informasinya, dengan jalan:
a.    Membuat  responden  merasa  bahwa  dengan  memberikan  keterangan, responden  telah  merasa  membantu  dalam  mencapai  tujuan pewawancara.
b.    Menghilangkan  pembatas  antara  pewawancara  dengan  responden, sehingga wawancara dapat berjalan lancar.
c.    Keterangan  diberikan  karena  kepuasannya  bertatap  muka  dengan berbicara dengan pewawancara.
Untuk  memudahkan  dalam  melakukan  wawancara,  hendaknya pewawancara megikuti urutan-urutan prosedur dalam memulai wawancara  sebagai berikut:
a.    Menerangkan kegunaan serta tujuan dari penelitian
b.    Menjelaskan mengapa responden terpilih untuk diwawancarai
c.    Menjelaskan instutusi atau badan yang melaksanakan penelitian
d.   Menerangkan  bahwa  wawancara  tersebut  merupakan  suatu  yang confidensial.

Wawancara  baru  dilakukan  setelah  persiapan  dimantapkan  seperti sampel responden, kriteria-kriteria responden, serta interview guide. Selain itu,  dalam  melakukan  wawancara  alat  perekam  sangat  dibutuhkan  sekali, karena  ketika  responden  memberikan  jawaban  atas  pertanyaan  yang diberikan,  pewawanacara  harus  memberikan  perhatian,  bukan  sibuk mencatat apa yang dikatakan responden. 
Oleh  karena  itu  ada  beberapa  sikap  pewawancara  yang  harus diperhatikan ketikan bertanya, yaitu:
a.    Netral. 
Tidak  memberikan  reaksi  terhadap  jawaban  baik  dengan  kata-kata  ataupun  perbuatan.  Baik  tidak  baik,  senang  tidak  senang,  setuju tidak setuju, jangan diperlihatkan oleh pewawancara
b.    Adil. 
Semua  responden  dianggap  sama,  jangan  memihak  kepada responden,  sehingga  responden  merasa  aman  dalam  memberikan keterangan
c.    Ramah. 
Ditunjukan  secara  wajar,  tidak  dibuat-buat,  segar,  bermuka manis.
2.    Kuisioner
Kuesioner  (angket)  merupakan  teknik  pengumpulan  data  yangdilakukan  dengan  cara  memberikan  sepernagkat  pertanyaan  atau pernyataan  tertulis  kepada  responden  untuk  dijawab.  Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data paling efisien bila peneliti mengetahui dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden (Sugiyono, 2008).
Ada beberapa prinsip dalam penulisan kuesioner, yaitu:
a.    Prinsip penulisan angket, menyangkut beberapa faktor, yaitu:
1)  isi dan tujuan pertanyaan, 
2)  bahasa yang digunakan, 
3)  tipe dan bentuk pertanyaan, 
4)  pertanyaan tidak mendua, 
5)  tidak menanyakan yang sudah lama,
6)   tidak menggiring pertanyaan, 
7)  panjang pertanyaan
b.    Prinsip pengukuran.
Angket  merupakan  instrumen  penelitian  yang  digunakan  untuk mengukur  variabel,  oleh  karena  itu  instrumen  angket  harus mendapatkan  data  yang  valid  dan  reliabel  dari  variabel  yang  diukur. Untuk  hal  tersebut  maka  instrumen  perlu  diuji  validitas  dan reliabilitasnya.
c.    Penampilan fisik angket
Penampilan  fisik  angket  sebagai  alat  pengumpul  data  akan mempengaruhi  respon  dan  keseriusan  responden  dalam  menjawab. Oleh karena itu penampilan angkat dibuat semenarik mungkin, sehingga responden akan menjawab dengan sebaik dan sesuai dengan apa yang diyakini.
Dalam  dunia  penelitian,  angket  atau  kuesioner  merupakan seperangkat daftar yang berisikan serangkaian pertanyaan-pertanyaan dan pernyataan-pernyataan  yang  dibuat  peneliti  untuk  diajukan  kepada responden  guna  mendapatkan  pendapat  ataupun  data  yang  diketahui responden sehubungan dengan pertanyaan atau pernyataan yang diajukan. Dalam  daftar  isian  terdapat  variabel-variabel  pokok  yang  dipertanyakan, hubungan antar variabel.
Secara  umum  angket  dapat  dikelompokkan  menjadi  tiga  bagian, yakni:
a.    Angket  terbuka,  peneliti  merancang  dan  membuat  pernyataan  atau pertanyaan  sedemikian  rupa  sehingga,  responden  memiliki kebebasan penuh  untuk  memberikan  jawab  dan  pendapatnya  sesuai  dengan keinginan responden.
Contoh:  Menurut  pandangan  saudara,  langkah-langkah  apakah  yang harus  dijalankan  pemerintah  agar  pendapatan  para  petani meningkat? 
b.    Angket  tertutup,  peneliti  merancang  dan  membuat  pertanyaan  atau pernyataan  yang  diarahkan  pada  jawaban  tertentu,  dengan  kata  lain responden tidak memiliki kebebasan mengemukakan pendapatnya.
Contoh: Prosedur kerja baru tersebut akan diterpakan di lembaga anda.
a. Sangat Setuju  b. Setuju    c. Kurang Setuju  d. Tidak Setuju
c.    Kombinasi  terbuka  dan  tertutup,  peneliti  merancang  dan  membuat pertanyaan atau pernyataan diarahkan untuk menjawab menurut pilihan yang telah ditentukan dan juga diberi kebebasan untuk mengemukakan atau  menjawab  pertanyaan  atau  pernyataan  sesuai  keinginan responden.
Contoh: Berapa pendapatan yang anda terima, setiap bulan?
    a. kurang dari Rp. 500.000           b. Rp. 500.000
          c. Rp. 900.000                        d. Lainnya (sebutkan): ......
3.    Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik lain. Hal ini disebabkan observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam lain. Menurut Sutrisno Hadi mengatakan: observasi merupakan suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis yakni proses pengamatan dan ingatan (Hadi, 1986). Sedangkan menurut Teguh mengatakan observasi merupakan salah satu teknik operasional pengumpulan data melalui proses pencatatan secara cermat dan sistematis terhadap objek yang diamati secara langsung (Teguh, 1999).
Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan dalam penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi participant observation dan non-participant observation. Dari segi instrumen yang digunakan dibedakan menjadi observasi terstruktur dan observasi tidak terstruktur.


a.    Participant observation
Pada observasi ini peneliti ikut serta atau terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan penelitian, peneliti ikut melakukan apa saja yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat mana dari setiap perilaku yang nampak.
b.    Non-participant observation
Observasi ini peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen. Misalnya dalam suatu swalayan, peneliti mengamati bagaimana perilaku masyarakat dalam memilih barang yang akan dibeli. Peneliti mencatat, menganalisis dan membuat kesimpulan tentang perilaku masyarakat tersebut tentang barang yang akan dibeli.
Pengumpulan data dengan teknik ini tidak akan mendapatkan data yang mendalam dan tidak sampai pada tingkat makna. Dalam suatu proses produksi, peneliti dapat mengamati bagaimana mesin-mesin beroperasi dalam mengolah bahan baku, komponen mesin mana yang masih bagus dan kurang bagus, bagaimana kualitas barang yang dihasilkan, dan bagaimana performance tenaga kerja atau operator mesin.
c.    Observasi terstruktur
Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya. Jadi observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti tentang variabel apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti menggunakan instrumen penelitian yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya.
d.   Observasi tidak terstruktur
Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan. Misalnya dalam suatu pameran produk industri dari berbagai negara, peneliti belum tahu pasti apa yang akan diamati. Oleh karena itu peneliti dapat melakukan pengamatan bebas, mencatat apa yang menarik, melakukan analisis kemudian membuat kesimpulan.




Pustaka :
Mohd.Nazir, 1999.Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia.
Muhammad  Teguh, 1999.  Metode  Penelitian  Ekonomi.  Jakarta:  Raja  Grafindo Perkasa.
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Sujana, 1982. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.
Sutrisno Hadi, 1986. Metodologi Research. Yogyakarta: UGM.
Zulganef, 2008.  Metode Penelitian  Sosial dan Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar