Pengumpulan merupakan
langkah yang amat penting dalam evaluasi programa penyuluhan, karena pada
umumnya data yang dikumpulkan digunakan untuk menguji hipotesa yang telah
dirumuskan. Data yang dikumpulkan harus cukup valid untuk digunakan. Validitas
dari data dapat ditingkatkan jika alat pengukur serta kualitas dari pengambil
datanya sendiri cukup valid.
Pengumpulan data adalah prosedur yang sitematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Selalu ada hubungan antara metode pengumpulan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Masalah memberi arah dan mempengaruhi metode pengumpulan data. Banyak evaluasi yang tidak berjalan lancar karena metode untuk memperoleh data tidak memungkinkan, ataupun metode yang ada tidak dapat menghasilkan data yang diinginkan.
Pengumpulan data dapat
dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila
dilihat dari setingnya, data dapat dikumpulkan pada seting alamiah, pada
laboratorium eksperimen, dirumah dengan berbagai responden, pada suatu seminar,
dan lainnya. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat
menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Bila dilihat dari segi teknik
atau cara pengumpulan data, maka dapat dilakukan dengan interview (wawancara), questionare
(angket), observation (pengamatan)
dan gabungan ketiganya.
A.
Pengertian Data
Data ialah suatu bahan mentah yang jika diolah dengan
baik melalui berbagai analisis dapat melahirkan berbagai informasi.
Koentjaraningrat yang dikutip oleh Zulganef mengungkapkan data sebagai
catatan-catatan fakta-fakta yang didapatkan dari hasil wawancara, pengamatan
catatan mengenai perhitungan-perhitungan jumlah dan frekuensi
kegiatan-kegiatan, catatan mengenai pengukuran-pengukuran bidang, volume dan
intensitas benda dan aktivitas kebudayaan, catatan-catatan kutipan dari bahan
dokumen dan surat kabar (Zulganef, 2008). Data juga dapat berupa respons-respon
diatas lembaran kuesioner dari warga masyarakat yang diteliti, ucapan dari
responden dan informan, atau bunyi suara yang terekam diatas pita-pita tape,
dan data yang berwujud koleksi foto dan film.
Secara statistik data digambarkan sebagai keterangan,
ilustrasi mengenai suatu hal yang dapat berbentuk kategori, misalkan: rusak,
baik, senang, puas, berhasil, gagal dan sebagainya atau berbentuk bilangan seperti
1, 2, 3, 4 dan seterusnya (Sujana, 1982).
Oleh karena itu pengumpulan data merupakan bagian
dalam proses penelitian yang penting karena dengan mendapatkan data yang tepat,
maka proses penelitian akan berlangsung sampai peneliti mendapatkan jawaban
dari perumusan masalah yang ditetapkan. Data yang dicari harus sesuai dengan
tujuan penelitian. Tidak beda dengan evaluasi programa penyuluhan. Data yang
dicari harus sesuai dengan tujuan diadakannya evaluasi programa penyuluhan.
B.
Jenis Data
Mengacu kepada beberapa definisi data, maka data dapat
dikategorikan ke dalam beberapa jenis data berikut:
1. Data Kuantitiatif, yakni
data yang berbentuk bilangan
2. Data kualitatif, yakni data
yang dikategorikan menurut objek yang dipelajari seperti: berhasil, gagal,
puas, senang, dan sedih.
3. Data primer, yakni data yang
diperoleh dari sumber pertama (responden) dan dapat berupa data kuantitatif
maupun data kualitatif.
4. Data sekunder, yakni data
yang tersedia seperti di perpustakan, biro statistik, kantor pemerintahan dan
lainnya.
C.
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data tidak lain dari suatu proses
pengadaan data primer untuk keperluan tertentu. Cara pengumpulan data dapat
dikerjakan berdasarkan pengalaman, oleh karena itu dalam penelitian secara umum
metode atau teknik pengumpulan data dapat dibagi atas beberapa kelompok, yaitu:
1. Wawancara atau interview
Wawancara
digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan
untuk menemukan permasalahan yang
harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih
mendalam dan jumlah
respondennya kecil/sedikit.
Nazir mengatakan wawancara
adalah proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan
cara tanya jawab
sambil bertatap muka antara
penanya dengan penjawab
dengan menggunakan alat yang
dinamakan interview guide (Nazir,
1999).
Wawancara
merupakan proses interaksi
antara pewawancara dengan responden.
Harus dipahami bahwa
tidak semua responden
mau bekerja sama dalam memberikan informasi, sehingga pewawancara harus
benar-benar memahami objek
yang dihadapinya. Dengan
demikian keberhasilan suatu wawancara bergantung sekali dari proses
interaksi yang terjadi. Suatu elemen yang paling penting dari proses interaksi
yang terjadi adalah wawasan dan pengertian (insight).
Umumnya
pewawancara memegang peranan
yang amat penting dalam
memulai wawancara. Pewawancara
harus dapat menggali keterangan-keterangan dari
responden, dan harus
dapat merasa serta dapat membawa responden untuk
memberikan informasinya, dengan jalan:
a. Membuat responden
merasa bahwa dengan
memberikan keterangan,
responden telah merasa
membantu dalam mencapai
tujuan pewawancara.
b. Menghilangkan pembatas
antara pewawancara dengan
responden, sehingga wawancara dapat berjalan lancar.
c. Keterangan diberikan
karena kepuasannya bertatap
muka dengan berbicara dengan pewawancara.
Untuk
memudahkan dalam melakukan
wawancara, hendaknya pewawancara
megikuti urutan-urutan prosedur dalam memulai wawancara sebagai berikut:
a. Menerangkan kegunaan serta
tujuan dari penelitian
b. Menjelaskan mengapa
responden terpilih untuk diwawancarai
c. Menjelaskan instutusi atau
badan yang melaksanakan penelitian
d. Menerangkan bahwa
wawancara tersebut merupakan
suatu yang confidensial.
Wawancara baru dilakukan
setelah persiapan dimantapkan
seperti sampel responden, kriteria-kriteria responden, serta interview guide. Selain itu, dalam
melakukan wawancara alat
perekam sangat dibutuhkan
sekali, karena ketika responden
memberikan jawaban atas
pertanyaan yang diberikan, pewawanacara
harus memberikan perhatian,
bukan sibuk mencatat apa yang dikatakan
responden.
Oleh
karena itu ada
beberapa sikap pewawancara
yang harus diperhatikan ketikan
bertanya, yaitu:
a. Netral.
Tidak memberikan reaksi
terhadap jawaban baik
dengan kata-kata ataupun
perbuatan. Baik tidak
baik, senang tidak
senang, setuju tidak setuju,
jangan diperlihatkan oleh pewawancara
b. Adil.
Semua responden dianggap
sama, jangan memihak
kepada responden, sehingga responden
merasa aman dalam
memberikan keterangan
c. Ramah.
Ditunjukan secara wajar,
tidak dibuat-buat, segar,
bermuka manis.
2. Kuisioner
Kuesioner
(angket) merupakan teknik
pengumpulan data yangdilakukan
dengan cara memberikan sepernagkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk
dijawab. Kuesioner merupakan
teknik pengumpulan data paling efisien bila peneliti mengetahui dengan pasti
variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden
(Sugiyono, 2008).
Ada beberapa prinsip dalam penulisan kuesioner, yaitu:
a. Prinsip penulisan angket,
menyangkut beberapa faktor, yaitu:
1) isi dan tujuan pertanyaan,
2) bahasa yang digunakan,
3) tipe dan bentuk
pertanyaan,
4) pertanyaan tidak mendua,
5) tidak menanyakan yang sudah
lama,
6) tidak menggiring
pertanyaan,
7) panjang pertanyaan
b. Prinsip pengukuran.
Angket merupakan instrumen
penelitian yang digunakan
untuk mengukur variabel, oleh
karena itu instrumen
angket harus mendapatkan data
yang valid dan
reliabel dari variabel
yang diukur. Untuk hal
tersebut maka instrumen
perlu diuji validitas
dan reliabilitasnya.
c. Penampilan fisik angket
Penampilan fisik angket
sebagai alat pengumpul
data akan mempengaruhi respon
dan keseriusan responden
dalam menjawab. Oleh karena itu
penampilan angkat dibuat semenarik mungkin, sehingga responden akan menjawab
dengan sebaik dan sesuai dengan apa yang diyakini.
Dalam
dunia penelitian, angket
atau kuesioner merupakan seperangkat daftar yang berisikan
serangkaian pertanyaan-pertanyaan dan pernyataan-pernyataan yang
dibuat peneliti untuk
diajukan kepada responden guna
mendapatkan pendapat ataupun
data yang diketahui responden sehubungan dengan
pertanyaan atau pernyataan yang diajukan. Dalam
daftar isian terdapat
variabel-variabel pokok yang
dipertanyakan, hubungan antar variabel.
Secara
umum angket dapat
dikelompokkan menjadi tiga
bagian, yakni:
a. Angket terbuka,
peneliti merancang dan
membuat pernyataan atau pertanyaan sedemikian
rupa sehingga, responden
memiliki kebebasan penuh
untuk memberikan jawab
dan pendapatnya sesuai
dengan keinginan responden.
Contoh: Menurut pandangan
saudara, langkah-langkah apakah
yang harus dijalankan pemerintah
agar pendapatan para
petani meningkat?
b. Angket tertutup,
peneliti merancang dan
membuat pertanyaan atau pernyataan yang
diarahkan pada jawaban
tertentu, dengan kata
lain responden tidak memiliki kebebasan mengemukakan pendapatnya.
Contoh: Prosedur kerja baru tersebut akan diterpakan di lembaga anda.
a. Sangat Setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju
c. Kombinasi terbuka
dan tertutup, peneliti
merancang dan membuat pertanyaan atau pernyataan diarahkan
untuk menjawab menurut pilihan yang telah ditentukan dan juga diberi kebebasan
untuk mengemukakan atau menjawab pertanyaan
atau pernyataan sesuai
keinginan responden.
Contoh: Berapa pendapatan yang anda terima, setiap bulan?
a. kurang dari Rp. 500.000 b. Rp. 500.000
c. Rp. 900.000 d.
Lainnya (sebutkan): ......
3. Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai
ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik lain. Hal ini disebabkan
observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam lain. Menurut
Sutrisno Hadi mengatakan: observasi merupakan suatu proses yang tersusun dari
berbagai proses biologis dan psikologis yakni proses pengamatan dan ingatan
(Hadi, 1986). Sedangkan menurut Teguh mengatakan observasi merupakan salah satu
teknik operasional pengumpulan data melalui proses pencatatan secara cermat dan
sistematis terhadap objek yang diamati secara langsung (Teguh, 1999).
Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan
dalam penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala
alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi
dapat dibedakan menjadi participant
observation dan non-participant
observation. Dari segi instrumen yang digunakan dibedakan menjadi observasi
terstruktur dan observasi tidak terstruktur.
a.
Participant observation
Pada observasi ini peneliti ikut serta atau terlibat
dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan
sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan penelitian, peneliti ikut
melakukan apa saja yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka
dukanya. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih
lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat mana dari setiap perilaku
yang nampak.
b.
Non-participant observation
Observasi ini peneliti tidak terlibat dan hanya
sebagai pengamat independen. Misalnya dalam suatu swalayan, peneliti mengamati
bagaimana perilaku masyarakat dalam memilih barang yang akan dibeli. Peneliti
mencatat, menganalisis dan membuat kesimpulan tentang perilaku masyarakat
tersebut tentang barang yang akan dibeli.
Pengumpulan data dengan teknik ini tidak akan
mendapatkan data yang mendalam dan tidak sampai pada tingkat makna. Dalam suatu
proses produksi, peneliti dapat mengamati bagaimana mesin-mesin beroperasi
dalam mengolah bahan baku, komponen mesin mana yang masih bagus dan kurang
bagus, bagaimana kualitas barang yang dihasilkan, dan bagaimana performance tenaga kerja atau operator
mesin.
c. Observasi terstruktur
Observasi terstruktur adalah observasi yang telah
dirancang secara sistematis tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana
tempatnya. Jadi observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah tahu
dengan pasti tentang variabel apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan
peneliti menggunakan instrumen penelitian yang telah teruji validitas dan
reliabilitasnya.
d. Observasi tidak terstruktur
Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang
tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini
dilakukan karena peneliti tidak tahu pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam
melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baku,
tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan. Misalnya dalam suatu pameran produk
industri dari berbagai negara, peneliti belum tahu pasti apa yang akan diamati.
Oleh karena itu peneliti dapat melakukan pengamatan bebas, mencatat apa yang
menarik, melakukan analisis kemudian membuat kesimpulan.
Mohd.Nazir, 1999.Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia.
Muhammad Teguh, 1999.
Metode Penelitian
Ekonomi. Jakarta: Raja
Grafindo Perkasa.
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Administrasi. Bandung:
Alfabeta.
Sujana, 1982. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.
Sutrisno Hadi, 1986. Metodologi Research. Yogyakarta: UGM.
Zulganef, 2008. Metode
Penelitian Sosial dan Bisnis.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar