Sabtu, Desember 19, 2015

Kedelai Varietas Unggul Dena 1 dan Dena 2

          Kedelai sebagai pangan berigizi tinggi dengan harga yang terjangkau oleh semua lapisan masyarakat semakin dibutuhkan oleh masyarakat ini ditunjukan peningkatan kebutuhan masyarakat akan kedelai dari tahun ke tahun. Di sisi lain produksi kedelai dalam negeri yang belum dapat mencukupi kebutuhan masyarakat akan kedelai menjadi faktor yang menyebabkan angka impor kedelai semakin membengkak setiap tahunnya. Faktanya pemerintah baru mampu memenuhi 30-40 % dari total kebutuhan kedelai nasional 60-70 % lainnya harus diimpor. Oleh karena itu produksi komoditas kedelai ini harus segera ditngkatkan untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Bahkan di masa yang akan datang produksi kedelai dapat mencapai swasembada pangan. 
          Strategi peningkatan produksi kedelai nasional dapat ditempuh melalui program perluasan areal tanam/panen dan peningkatan produktivitas untuk mendukung program swasembada kedelai 2014 yang dicanangkan pemerintah. Peningkatan areal tanam dilakukan baik pada lahan sawah, lahan kering masam maupun non masam, serta lahan di bawah tegakan tanaman perkebunan dan hutan tanaman industri (HTI) yang masih muda. Pada tahun pertama penanaman tanaman perkebunan maupun hutan, sebanyak 70% dari luasan areal adalah gawangan yang dapat dimanfaatkan untuk pertanaman palawija (kedelai). Sejalan dengan bertambahnya penutupan tanah oleh tajuk, areal tersebut berkurang hingga 50% pada tahun ketiga. Hal ini memberikan peluang penanaman tanaman kedelai sebagai tanaman sela mulai dari tahun pertama hingga tahun ketiga.
        Untuk mendukung upaya peningkatan produksi. Badan Litbang Pertanian terus berupaya mengasilkan varietas-varietas unggul. Kementrian Pertanian telah melepas sejumlah varietas unggul kepada petani kedelai. Sebagian dari varietas unggul tersebut telah berkembang antara lain Kedelai varietas Anjasmoro, misalnya luas panennya di sentar produksi pada tahun 2012 telah mencapai 190.567 ha. Luas panen varietas Wili, Mahameru, dan Grobogan masing-masing 93.187 ha, 78.190 ha, dan 71.576 ha. Pada tahun 2014 telah dilepas pula tiga varietas unggul kedelai lainnya.
       Pengembangan kedelai pada lahan kering masam yang umumnya terdapat diluar jawa dihadapkan pada tingkat kesuburan lahan yang rendah, yang ditandai oleh rendahnya pH tanah. Salah satu cara untuk meningkatkan jumlah produksi kedelai pada lahan tersebut adalah dengan cara menanam varietas kedelai dengan tingkat toleransi lahan masam. 
        Tiga kedelai varietas unggul yang dapat ditanam pada lahan yang memiliki pH yang cukup rendah adalah Dena 1 dan Dena 2. Kedelai varietas unggul ini adaptif atau dapat di tanam pada lahan dengan pH yang cukup rendah dengan umur genjah (84 hari) potensi hasil 2,5 t/ha, ukuran biji 13 g/100 biji, serta tahan terhadap hama penggorek polong dan penyakit karat daun. Selain tahan terhadap lahan yang memiliki pH cukup renda, Varietas Dena 1 dan Dena 2 juga tolern terhadap naungan sampai 50 %, umur lebih genjah, masing-masing dapat dipanen pada umur 78 dan 81 hari, potensi hasil 2,9 dan 2,8 t/ha. Varietas Dena 1 dan Dena 2 juga berpeluang dalam pola tumpang sari dengan tanaman pangan atau diantara tanaman perkebunan yang masih muda.

          Pengusahaan tanaman sela dapat memberikan dampak positif maupun negatif tergantung pada cara pengelolaannya. Pengelolaan tanaman sela melalui pengelolaan ekologi yang tepat dengan memanfaatkan mekanisme faktor pembatas, kompetisi dan adaptasi akan memberikan hasil yang optimum dan mencegah terjadinya dampak negatif. Sejalan dengan permasalahan tersebut, maka penanaman genotipe kedelai toleran naungan sebagai tanaman sela dianggap sebagai salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk meningkatkan produktivitas lahan dan memberikan hasil langsung kepada petani. Selain memberikan manfaat dalam peningkatan produktivitas lahan dan hasil ke petani, penanaman kedelai sebagai tanaman sela di bawah tegakan tanaman perkebunan/hutan secara tidak langsung akan memberikan dampak pada peningkatan produksi kedelai nasional melalui perluasan areal tanam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar